Internasional
Rudal Hipersonik Yaman Hantam Haifa, Sistem Pertahanan Israel Gagal Mencegat

Ahlulbait Indonesia – Sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina yang mengalami penindasan, serta respons atas agresi dan genosida yang dilakukan oleh rezim Zionis dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Angkatan Bersenjata Yaman melancarkan serangan strategis ke wilayah pendudukan Haifa dengan menggunakan rudal balistik hipersonik.
Juru bicara militer Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Sarea, menyatakan bahwa rudal tersebut berhasil mencapai target yang telah ditentukan tanpa berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel.
“Rudal kami menghantam sasaran vital musuh di Haifa, menimbulkan kepanikan luas di antara penduduk. Lebih dari dua juta pemukim Zionis dilaporkan berlarian menuju tempat perlindungan,” ujar Sarea, sebagaimana dilaporkan oleh Al-Manar pada Rabu (23/4).
Baca juga : Raja Salman Kirim Pesan ke Pemimpin Revolusi Iran melalui Menteri Pertahanan
Selain serangan ke Haifa, pasukan pesawat nirawak (UAV) Yaman juga melancarkan serangan ke wilayah pendudukan Yaffa dengan menggunakan drone tempur jenis Yaffa. Serangan ini menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan tempur Yaman, yang kini mampu menjangkau dan mengguncang kawasan strategis di jantung wilayah pendudukan.
“Bangsa yang beriman dan berhikmah tengah melaksanakan jihad sesuai perintah Allah SWT, dan mereka tidak akan mundur dari tanggung jawab agama, moral, maupun kemanusiaan,” lanjut Jenderal Sarea. “Perlawanan ini akan terus berlangsung hingga agresi dihentikan dan blokade atas Gaza dicabut sepenuhnya.”
Sejumlah media Israel, termasuk Channel 14, menanggapi serius eskalasi ini. Mereka menyoroti peningkatan signifikan dalam kemampuan rudal Yaman dan mempertanyakan kesiapan serta efektivitas sistem pertahanan Israel dalam menghadapi ancaman yang bahkan tidak dapat dibendung oleh kekuatan militer Amerika Serikat.
Serangan ini turut menandai peringatan baru bagi wilayah utara Israel, yang selama ini tidak mengalami aktivasi sirene peringatan sejak konfrontasi militer terakhir dengan Lebanon.[]
Baca juga : Meta Diduga Jadi Markas Eks Intelijen Israel