Kevin Barrett: 9/11 adalah Plot Zionis Hancurkan Umat Islam
Pada sesi wawancara dengan Fars News Agency, Dr. Kevin Barrett mengatakan bahwa peristiwa “9/11” adalah rekayasa atau “False Flag” yang dirancang oleh neokonservatif zionis. Rekayasa itu dibuat dengan harapan Amerika dan dunia memusuhi musuh zionis yaitu umat Muslim. Tujuan besarnya adalah merancang ulang persoalan “umat Muslim”, sebagai musuh entitas zionis, menjadi masalah global, dan mengubah dunia melawan Islam dan Muslim atas nama ekspansionisme zinois.
Kevin Barrett, Ph.D, adalah sarjana Arabis-Islamolog dan salah satu kritikus tersohor terhadap slogan “Perang Melawan Teror” ala Amerika. Ia menjadi pengajar di perguruan tinggi dan universitas di San Francisco, Paris, dan Wisconsin sejak 1991 hingga 2006.
Akibat kritiknya yang pedas, Berret kerap diserang oleh sekelompok politisi Amerika yang menyerukan dirinya dipecat dari pekerjaannya di Wisconsin-Madison. Dr. Barrett secara tak resmi masuk dalam daftar hitam sebagai orang yang dilarang mengajar di universitas-univesitas Amerika.
Dr. Berrett kini bekerja di sebuah event organizer nirlaba, pembicara publik, penulis, dan pembawa acara radio.
Berikut kutipan wawancara dengan beliau:
T: Yakinkah Anda, setelah dua dekade lamanya, serangan 9/11masih menjadi alat Islamofobia yang ampuh bagi rezim Amerika Serikat (AS)?
J: Peristiwa 9/11 adalah rekayasa yang dirancang kaum neokonservatif zionis dengan harapan mengubah AS dan dunia ikut memusuhi musuh zionis, yaitu umat Muslim. Peristiwa itu tak hanya dirancang untuk menginvansi Afghanistan dan Irak, atau “menghabisi tujuh negara dalam lima tahun”, seperti yang dijelaskan Jenderal (pur.) Wesley Clark.
Tujuan lebih besarnya adalah merancang ulang “masalah Muslim” bagi “Israel” agar menjadi masalah global, dan mengubah seluruh dunia agar melawan Islam dan Muslim atas nama ekspansionisme zionis. Sayang, dalam hal ini, cukup berhasil.
Berkat operasi 9/11 dan gelombang propaganda zionis, Islamofobia telah menjadi instrumen permanen politik Amerika dan Eropa, sehingga persoalan ini meluas menjadi genosida di India, Khasmir, Myanmar, dan lain-lain.
Sementara Presiden AS Donald Trump hanyalah sosok oportunis yang menunggangi peristiwa 9/11 dan Islamofobia untuk sampai ke Gedung Putih. Meski Trump mengungkapkan kebenciannya terhadap Muslim secara terang-terangan, namun Biden dan Harris juga sama-sama mendukung genosida dan anti-Islam yang diusung zinois. Seluruh struktur politik AS dimiliki dan dioperasikan oleh miliader zionis atas nama yang disebut sebagai negara (palsu) “Israel”. Jika rakyat AS terbangun dan sadar diri, niscaya mereka akan mengeksekusi seluruh kelas politik mereka karena pengkhianatannya.
T: Menurut media dan investigasi AS, mayoritas pelaku serangan teror 9/11 adalah warga negara Arab Saudi, dilatih kelompok ekstrimis yang terkait dengan Saudi. Lalu, bagaimana bisa Arab Saudi masih dianggap sebagai sekutu terdekat AS saat ini?
J: Bin Salman sendiri telah mengakui bahwa semua yang pernah dilakukan Saudi atas nama “Islam radikal” diperintahkan oleh para pemimpin Amerika. Dalam wawancaranya pada 22 Maret 2018 dengan Washington Post, Bin Salman mengatakan bahwa terorisme Wahhabi yang kejam “digunakan sebagai alat untuk melawan Soviet selama era Perang Dingin, dan perluasan sekte yang didanai Saudi itu dilakukan atas permintaan rezim AS.“
“Pada 2000 dan 2001, para petinggi Saudi mengizinkan CIA membawa 15 informan CIA Saudi ke AS dengan “visa pengintai” khusus CIA untuk berpura-pura belajar menerbangkan pesawat di lapangan terbang impor obat-obatan CIA yang disamarkan sebagai sekolah penerbangan.
Kelompok pengedar narkoba dari CIA, yang dikendalikan oleh kejahatan terorganisir zionis, mengatur 15 warga Saudi yang tidak bersalah itu bersama empat orang lainnya untuk disalahkan atas serangan terror terhadap gedung World Trade Center dan pengeboman Pentagon yang dikendalikan zionis. Ke 19 warga yang dijadikan kambing hitam itu bahkan tak ada dalam pesawat mana pun yang digunakan sebagai alat terror pada 9/11.
Untuk memfasilitasi plot CIA-zionis, kemudian tutup mulut menyembunyikan fakat peristiwa itu, petinggi monarki Saudi melakukan sesuatu yang nyaris selalu dilakukannya, yaitu mematuhi perintah Amerika-zionis. Jadi, alih-alih dihukum atas perannya dalam 9/11, petinggi monarki Saudi malah diberi penghargaan.
T: Apa yang harus dilakukan umat Muslim agar terlepas dari kesalahan yang dituduhkan dan membuktikan bahwa tuduhan anti-Muslim berlandaskan dalih serangan 9/11, tidaklah berdasar?
J: Muslim di seluruh dunia perlu mencurahkan segenap sumber dayanya untuk mendukung gerakan mengungkap kebenaran 9/11. Kita perlu memastikannya berhasil memaksa rezim AS, dunia akademisi, dan media arus utama untuk mengoreksi catatan sejarah ini. Hal ini akan menjadi tugas yang sulit karena kekuatan zionis yang sangat besar di media dan keuangan Barat.
Namun, dalam al-Quran yang suci sangat jelas mengulang, terus mengulang, bahwa peran para nabi dan pengikutnya adalah menegakkan kebenaran, dan kita diharuskan berpegang teguh pada kebenaran sekalipun harus menghadapi penganiayaan oleh penguasa zalim.
Dan dengan demikian kami telah menempatkan di setiap kota penjahat besar untuk bersengkongkol di dalamnya. Tapi mereka hanya bersekongkol melawan diri mereka sendiri, tapi mereka tak menyadarinya. (QS. al-An’am: 123)
“Penjahat terhebat” ini tanpa sadar berkonspirasi untuk menghancurkan jiwa mereka sendiri dan membawa hukuman pada diri mereka sendiri, baik dalam kehidupan ini atau kehidupan selanjutnya, atau keduanya.
Peran kita adalah memfasilitasi dan berpartisipasi dalam penghakiman Tuhan atas mereka dengan mengatakan kebenaran dan mengejar keadilan. Kita perlu melepas ketakutan egoistik kecil kita, kekhawatiran kita tentang karier dan reputasi kita dan membiarkan diri kita menjadi kendaraan kebenaran Tuhan. Jika tidak, kita juga ikut bersengkongkol melawan diri kita sendiri tanpa kita sadari.