Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Habib Zahir: Mitos Kekuatan Rezim Zionis Runtuh

Habib Zahir: Mitos Kekuatan Rezim Zionis Runtuh

Habib Zahir: Mitos Kekuatan Rezim Zionis Runtuh

Pembina Komite Umat Islam Anti Amerika dan Israel (KUMAIL), Habib Zahir Yahya memaparkan isu “mimpi siang bolong” yang dipegang oleh sebagian pihak. Mereka meyakini bahwa jalan menuju perdamaian dan pembukaan hubungan diplomatik dengan “Israel” adalah solusi utama untuk nasib rakyat Palestina.

Hal tersebut beliau sampaikan dalam aksi demonstrasi damai berjudul “Solidaritas Muslim Sedunia untuk al-Quds dan Palestina,” yang berlangsung pada Jumat siang (13/10) di Malang, Jawa Timur.

“Saudara-saudara! Di antara kita, ada yang bermimpi bahwa hak asasi dan kemerdekaan rakyat Palestina bisa diperoleh melalui jalur perdamaian dengan penjajah. Bahkan lebih mengejutkan, ada yang percaya bahwa Indonesia dapat berperan dalam kemerdekaan tersebut dengan membuka hubungan politik terlebih dahulu dengan rezim Zionis,” ujar Habib Zahir saat berorasi di depan Kantor DPRD Kota Malang.

Habib Zahir menekankan bahwa pandangan semacam ini tidak berujung pada kenyataan yang memadai. Sebaliknya, negara-negara yang telah mencoba jalur perdamaian dan pembukaan hubungan diplomatik dengan “Israel” ternyata menjadi sasaran perhatian “Israel” yang mencurigakan.

Baca juga : Di Lombok, Aliansi Muslim Serukan Pembebasan Palestina

“Orang-orang ini mungkin tidak menyadari, atau bersikap pura-pura tak menyadari, bahwa negara seperti Mesir dan Yordania, yang pada awalnya menandatangani perjanjian damai dengan “Israel” seperti Perjanjian Damai Camp David pada tahun 1978 dan perjanjian serupa dengan Aqabah, kini berada dalam situasi yang rumit dan bahkan menjadi target “Israel”. Upaya mereka untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina gagal, dan malah menjadi fokus perhatian “Israel”,” tegas Habib Zahir.

Perjanjian Camp David, yang merupakan perjanjian damai antara Mesir dan “Israel” yang diselenggarakan pada 17 September 1978 di tempat perundingan di Camp David, Maryland, seharusnya menjadi upaya untuk mengatasi krisis ekonomi Mesir dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Namun, kenyataannya, warga Mesir harus menerima bahwa impian mereka untuk memimpin dunia Arab dan membantu Palestina telah hancur berantakan. Hasilnya, perjanjian damai Mesir-Israel saat ini disebut sebagai “kenangan yang hampa dari impian yang terpecah.”

Dalam bagian orasinya yang lain, Habib Zahir menilai “Israel” sebagai “Pecundang Tak Terkalahkan.” Ia menyoroti bahwa mitos keunggulan militer Israel telah runtuh dan tidak akan pernah pulih.

Baca juga : KUMAIL Dukung Perlawanan Palestina, Menentang Penjajahan

“Saudara-saudara! Mitos ketangguhan militer “Israel”, intelijen terbaik dan terkuat di dunia, serta mitos ‘negara suaka’ yang dapat melindungi rakyat Yahudi telah hancur berkeping-keping, dan tidak akan pernah dapat dipulihkan, bahkan setelah Israel berhasil menghancurkan Jalur Gaza dan menewaskan warga yang tak bersalah. Saat ini, “Israel” hanya dapat dianggap sebagai pecundang kelas dunia yang tak terkalahkan,” tandas Habib Zahir.

Ia menyoroti nasib tragis rezim zionis yang dahulu mengklaim teknologi perang modern, seperti tank, pasukan lapis baja, dan sistem Iron Dome di sekitar Gaza, yang akhirnya tunduk oleh pejuang Perlawanan.

Pernyataan ini beliau sampaikan menyikapi operasi Badai al-Aqsa kelompok Perlawanan Palestina yang berhasil dengan mudah merangsak masuk ke daerah pendudukan zionis dan memporak-porandakan pertahanan rezim zionis, pada Sabtu (7/10) lalu. Selanjutnya rezim zionis kalang kabut dan menyerang anak-anak di Gaza dengan membabi buta.

Baca juga : Meliput Isu Keberagaman, Dewan Pers: Pilih Narasumber Kredibel!