Haji, Tauhid, dan Persatuan Umat Islam
Haji, Tauhid, dan Persatuan Umat Islam
Musim haji kembali memperlihatkan keagungannya di pangkalan wahyu dan kenabian; kembali menggelar arena yang memukau dan membangkitkan semangat. Arus bangsa-bangsa Muslim dari berbagai penjuru dunia mengalir menuju samudera ini sehingga harmoni umat yang satu mengkristal di bawah bendera tauhid.
Sentimen dan perasaan yang melebur dalam himpunan-himpunan umat manusia ini mencerminkan berbagai aspirasi, kebutuhan, penderitaan, dan kemampuan umat Islam yang besar. Bumi haji kini tengah menyambut kedatangan masyarakat dari Iran, Irak, Palestina, Lebanon, wilayah anak benua India, wilayah Afrika utara, Turki, Bosnia, dan dari berbagai wilayah Asia dan Eropa lainnya.
Baca juga : Penyakit Keras Hati
Hati mereka yang penuh dengan kerinduan bisa menjabarkan hati umat Islam. Haji adalah demi kedekatan dan demi pertukaran informasi umat Islam dari berbagai pelosok dunia. Akar yang merekatkan hati mereka ini ialah sebuah pesan yang pertama kali diserukan dari bumi (Mekah) ini dan yang telah menampakkan panjang dan lebarnya dunia dan sejarah dalam pancaran cahaya, yaitu pesan tauhid dan wahdah, tauhidullah dan wahdatul ummah (persatuan umat Islam).
Pada musim haji, setiap Muslim di setiap belahan dunia Islam harus mengenal kembali hakikat ini karena kejayaan, keagungan, dan kesuksesan multidimensional negara-negara Islam hanya dapat dicapai dibawah naungan dua hakikat tauhid dalam semua dimensi individual, sosial, dan politiknya. Dus, wahdah dalam arti yang sebenarnya dan dapat dimanifestasikan dalam dunia masa kini.
Humaniora Press, Fatwa-Fatwa Sayyid Ali Khamenei terhadap AS, Israel, dan sekutunya
Baca juga : Hubungan bulan Ramadhan dengan al-Quran