Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Waketum ABI Tegaskan Target 2030: Tata Kelola Rapi, Legalitas Kuat, dan Komunitas Terdata

Waketum ABI Tegaskan Target 2030: Tata Kelola Rapi, Legalitas Kuat, dan Komunitas Terdata

Palembang, 4 Mei 2025 — Musyawarah Wilayah (Muswil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ahlulbait Indonesia (ABI) Sumatera Selatan resmi dibuka pada Minggu (4/5) di Palembang. Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum ABI, Ustadz Ahmad Hidayat, menekankan pentingnya Muswil sebagai momentum strategis untuk memperkuat soliditas, kolaborasi, dan sistem tata kelola organisasi yang profesional.

“Muswil bukan sekadar agenda rutin, tapi ruang evaluasi dan perumusan strategi untuk memastikan bahwa organisasi ini bergerak pada rel yang benar dan searah dengan amanah Muktamar,” tegas Ustadz Ahmad Hidayat di hadapan jajaran pengurus DPW, DPD, dan tamu undangan.

Menurutnya, sejak 2020 hingga kini, ABI telah memasuki fase penting dalam konsolidasi internal. Beliau menjelaskan, pada dekade pertama ABI (2010–2020), fokus utama ABI adalah membangun fondasi organisasi, termasuk pembentukan 29 DPW dan sekitar 149 DPD. Meski belum seluruhnya berjalan optimal, potensi koordinasi dan kolaborasi mulai terbentuk saat itu.

Memasuki dekade kedua (2020–2030), ABI menargetkan penyetaraan sistem tata kelola organisasi dari pusat hingga daerah, termasuk lembaga otonom. “Kita ingin semua jenjang organisasi memahami konsideran yang sama, dari AD/ART, SOP, hingga RKAT tahunan. Ini bukan sekadar administrasi, tapi dasar bagi akselerasi peran organisasi di tengah umat dan bangsa,” ujarnya.

Beliau juga menyoroti pentingnya legalitas organisasi dalam struktur negara. Seluruh kepengurusan diimbau untuk aktif melaporkan keberadaan organisasi ke pemerintah daerah melalui SKL. “Kita tidak sedang meminta-minta. Ini adalah bagian dari amanah undang-undang. Keberadaan ABI harus diketahui secara resmi oleh negara untuk membangun sinergi dan akseptabilitas,” jelasnya.

Ustadz Ahmad Hidayat menekankan bahwa keberanian bersikap, kedisiplinan administrasi, dan proaktif menjalin komunikasi dengan negara dan masyarakat adalah bagian dari penguatan eksistensi ABI. Beliau meyakini bahwa nilai-nilai perjuangan ABI sejalan dengan semangat konstitusi dan tidak bertentangan dengan prinsip keadilan dan kemanusiaan.

Baca juga : Muslimah ABI Jepara Kunjungi Ketua Fatayat NU: Merawat Keragaman dan Persaudaraan

Dalam sambutannya yang mengalir lugas dan penuh semangat, Waketum ABI juga menyinggung tiga orientasi besar ABI pasca-Muktamar 2019, yang dikenal dengan program “Pojaklita”.

1. Pengakuan Negara: Organisasi ini telah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) di bawah Kementerian Dalam Negeri. Turunan dari SKT adalah Surat Keterangan Lapor (SKL) yang harus dimiliki setiap tingkat kepengurusan.

2. Membangun Hubungan Harmonis: ABI berkomitmen membangun hubungan harmonis dengan sesama anak bangsa dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

3. Penguatan Internal: ABI fokus pada membangun penguatan dan pelayanan bagi komunitas, serta membangun kesadaran akan pentingnya berorganisasi.

“Kita tidak boleh sungkan, tidak boleh rendah diri. Kita mu’min, berada di atas puncak peradaban. Maka datangi siapa saja dengan penuh cinta dan kasih, bukan untuk ekspansi, tapi untuk membangun silaturahmi,” ucapnya dengan nada optimis.

Beliau juga mengingatkan agar tidak ada satu pun komunitas Syiah di wilayah Sumsel yang luput dari pendataan dan pelayanan organisasi. “Organisasi ini bukan sekadar struktur, tapi ruh pelayanan. Kita harus tahu di mana mereka tinggal, apa kebutuhannya, dan bagaimana kita hadir sebagai pelayan umat,” tambahnya.

Menurut Ustadz Ahmad, untuk mengembangkan organisasi di Provinsi Sumatera Selatan, terdapat dua syarat utama yang harus dilakukan: Pertama, memperkuat jaringan (network) eksternal. Kedua, kerjasama internal (teamwork).

“Setiap kita punya jejaring, relasi, dan hubungan dengan pihak manapun. Network harus kita bangun dari sekarang, bersamaan dengan memperkuat teamwork ke dalam,” tutupnya.

Di akhir sambutan, Ustadz Ahmad Hidayat mengutip doa Kumail dan berharap agar setiap anggota ABI menjadi hamba terbaik di hadapan Allah dan mendapatkan posisi mulia dalam perjuangan. “Tugas kita adalah memenuhi diri dengan syarat-syarat itu, dengan kerja nyata, konsolidasi, dan loyalitas yang kokoh kepada jalan kebenaran.”

Muswil DPW Sumsel ini menjadi bagian dari rangkaian konsolidasi nasional ABI menuju 2030, menandai semangat baru dalam menata kekuatan organisasi berbasis nilai, sistem, dan pengabdian. []

Baca juga : Menggerakkan Jiwa, Menghidmati Umat: Catatan Stadium General Ustadz Muhsin Labib di Muswil ABI Jatim IV

Continue Reading