Ikuti Kami Di Medsos

Dunia Islam

Pernyataan Ayatullah Sistani: Dunia Islam Tidak Boleh Bungkam atas Bencana Kemanusiaan di Gaza

Pernyataan Ayatullah Sistani: Dunia Islam Tidak Boleh Bungkam atas Bencana Kemanusiaan di Gaza

Ahlulbait Indonesia – Ayatullah Sayyid Ali al-Sistani, ulama tertinggi Syiah di Irak, menyatakan bahwa dunia Islam tidak boleh berdiam diri menyaksikan bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Pernyataan fatwa ini disampaikan melalui kantornya dan disiarkan oleh Kantor Berita Mehr pada Sabtu (26/7), merespons krisis kemanusiaan yang memburuk akibat agresi militer Israel terhadap rakyat Palestina.

Berikut Teks Lengkap Pernyataan Ayatallah Sistani

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Setelah hampir dua tahun berlangsungnya pembunuhan dan penghancuran sistematis, yang telah menyebabkan ratusan ribu orang gugur syahid dan terluka, serta kehancuran luas atas kota-kota dan kompleks permukiman, rakyat tertindas Palestina di Jalur Gaza kini menghadapi kondisi yang sangat tragis dan mengkhawatirkan, khususnya akibat krisis pangan akut yang menyebabkan kelaparan meluas, bahkan di kalangan anak-anak, orang sakit, dan lanjut usia.

Meskipun kejahatan seperti ini tidak mengherankan mengingat tujuan jangka panjang pasukan pendudukan untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah air mereka, tanggung jawab moral dan agama tidak hanya berada di tangan agresor. Dunia, khususnya negara-negara Arab dan Islam, tidak boleh membiarkan bencana kemanusiaan ini terus berlangsung.

Sebaliknya, mereka wajib menggandakan upaya diplomatik dan kemanusiaan mereka, serta memanfaatkan seluruh pengaruh yang dimiliki untuk memaksa rezim pendudukan dan para pendukungnya membuka akses bantuan kemanusiaan, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya kepada warga sipil yang terjebak dalam pengepungan, secepat mungkin.

Baca juga : Surat Ayatullah Nouri Hamedani kepada Paus: “Jika Nabi Isa (as) Hadir, Akankah Membiarkan Kejahatan Rezim Zionis?”

Pemandangan memilukan dari kelaparan yang disiarkan berbagai media hendaknya menggugah hati nurani setiap manusia. Dalam kondisi seperti ini, tidak layak bagi siapa pun yang memiliki sedikit saja rasa belas kasih untuk berbicara tentang makanan dan minuman dengan tenang dan nyaman.

Sebagaimana disabdakan oleh Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib (saw), ketika menggambarkan penindasan terhadap seorang wanita di wilayah Islam:

“Jika seorang Muslim wafat karena kesedihan setelah menyaksikan kejadian seperti ini, maka itu bukan sesuatu yang tercela; bahkan menurutku, itu adalah hal yang sepatutnya.”

Dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

Najaf al-Ashraf, 29 Muharram 1447 H / 25 Juli 2025 M

Makna Strategis Pernyataan Ini

Pernyataan ini merupakan teguran moral keras terhadap kelambanan dan sikap pasif sebagian besar dunia Islam, dan sekaligus seruan mendesak kepada masyarakat internasional untuk tidak lagi menoleransi kejahatan kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza.

Ayatullah Sistani yang selama ini jarang mengeluarkan pernyataan politik telah menempatkan posisinya secara tegas dalam membela rakyat Palestina, dengan menggarisbawahi bahwa diam adalah bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai agama, kemanusiaan, dan martabat umat Islam. []

Baca juga : Imam Baqir a,s: Pemrakarsa Kebangkitan Intelektual Syiah

Continue Reading