Ikuti Kami Di Medsos

Dunia Islam

Situs Ibrani Walla: Justru Gaza yang Akan Menghapus Israel dari Peta Dunia

Situs Ibrani Walla: Justru Gaza yang Akan Menghapus Israel dari Peta Dunia

Ahlulbait Indonesia — Hampir dua tahun setelah dimulainya Perang Gaza, rezim Zionis yang gagal mencapai tujuan-tujuan militernya kembali melontarkan ancaman akan melenyapkan Gaza dari muka bumi jika para tahanan Israel tidak dibebaskan. Namun, situs berita berbahasa Ibrani, Wallanews, dalam sebuah analisis tajam yang mengkritik keras pemerintahan Netanyahu, menulis bahwa justru Gaza-lah yang sedang menggiring Israel menuju kehancuran.

Genosida di Tengah Kegagalan Militer

Mengutip laporan Kayhan edisi Kamis (31/7), hampir 22 bulan agresi militer di Gaza menjadi bukti nyata kebiadaban rezim Zionis. Dalam upayanya menghancurkan Hamas dan membebaskan tentaranya yang ditawan, Israel tanpa ragu melumat infrastruktur sipil, dari sekolah, masjid, gereja, rumah sakit, hingga tenda pengungsi. Data medis internasional mencatat lebih dari 200.000 warga Palestina gugur, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Jurnalis, dokter, perawat, dan relawan kemanusiaan menjadi sasaran berikutnya dalam kebijakan perang total Zionis. Kini, taktik terbaru mereka adalah pengepungan total: kelaparan dan kehausan dijadikan senjata untuk menundukkan Gaza. Akses terhadap makanan, air, dan obat-obatan diblokir, menandai babak baru genosida sistematis yang dilakukan oleh rezim yang semakin putus asa.

Gambar-gambar memilukan dari anak-anak Gaza yang tinggal kulit dan tulang mengguncang hati nurani dunia. Demonstrasi protes menjalar ke berbagai belahan dunia, bahkan media arus utama Barat yang biasanya bungkam pun tak lagi mampu menyembunyikan kebiadaban ini.

Kegagalan Telak dan Tanda-Tanda Keruntuhan

Meski telah melancarkan perang tanpa ampun, Israel gagal mencapai tujuan utamanya. Hamas tetap eksis bahkan mengalami lonjakan dukungan dan keanggotaan. Para tahanan Zionis tetap belum dibebaskan, dan upaya pembebasan lewat jalur militer berakhir sia-sia.

Kini, karena ketidakberdayaan, Israel mengancam akan menganeksasi Gaza secara resmi. Namun bahkan media Zionis seperti Walla, dalam tulisan analis Nir Keves, menyebut bahwa “bukan Gaza yang akan lenyap dari peta, tetapi justru Israel.” Ia menyoroti perpecahan internal, krisis moral, dan merosotnya kepercayaan publik terhadap militer dan pemerintahan Netanyahu.

“Alih-alih membebaskan tahanan, kita justru memperdalam jurang kehancuran internal,” tulis Keves, sembari menambahkan bahwa para pemuda Israel kini makin enggan menjalani wajib militer, dengan alasan medis dan psikologis.

Baca juga : Duhai Gaza, Ketika Sepotong Roti Dibayar dengan 51 Nyawa

Netanyahu Dikritik, Dituding Mengkhianati Bangsa

Keves secara gamblang menyebut Netanyahu sebaagai sosok yang harus diadili, bukan hanya di pengadilan sipil, tetapi di “pengadilan sejarah.” Ia menuduh Netanyahu hanya menjual slogan kosong dan membunuh harapan publik dengan janji kemenangan yang tak kunjung tiba.

Kini, bahkan dukungan internasional yang sebelumnya mengalir deras, terutama dari Amerika Serikat mulai menghilang. Kesalahan strategi kabinet Netanyahu memperburuk posisi Israel secara global. Pernyataan-pernyataan ekstrem dari para menteri yang menyerukan penghancuran total Gaza dinilai sebagai kejahatan perang dan mencoreng reputasi Zionis di mata dunia.

“Kami Butuh Gencatan Senjata Seperti Udara untuk Bernafas”

Seorang jenderal cadangan Zionis, Gideon Shaffir, secara terbuka memperingatkan bahwa kelanjutan perang dan pengepungan Gaza justru merugikan tahanan Israel sendiri. Ia menegaskan bahwa gambar-gambar dari Gaza “telah mengalahkan kita” di medan perang opini publik internasional.

Sementara itu, para pejabat senior Israel dilaporkan saling bersilang pendapat soal rencana aneksasi Gaza. Menurut harian Yedioth Aharonot, rencana ini sebenarnya hanyalah upaya menggertak Hamas, bukan kebijakan serius. Bahkan rapat kabinet terakhir menunjukkan kekacauan: Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Kepala Staf Eyal Zamir terlibat adu mulut sengit, mencerminkan kehancuran koordinasi dalam lingkaran elit keamanan Israel.

Smotrich dan Menteri Keamanan Dalam Negeri Itamar Ben-Gvir, dua tokoh paling ekstrem dalam pemerintahan Netanyahu, terus mendesak dilanjutkannya perang hingga Gaza “benar-benar hancur”. Namun kenyataan di lapangan dan tekanan internasional menunjukkan bahwa waktu tidak lagi berpihak pada Tel Aviv.

Gaza Melawan, Dunia Menyaksikan

Di tengah kehancuran fisik dan penderitaan luar biasa, Gaza tetap bertahan. Dan dari puing-puing inilah, dunia kini menyaksikan sebuah fakta mengejutkan, bahwa kekuatan moral dan keteguhan rakyat Gaza justru mengguncang eksistensi Zionis Israel hingga ke akar terdalamnya. []

Baca juga : Surat Ayatullah Nouri Hamedani kepada Paus: “Jika Nabi Isa (as) Hadir, Akankah Membiarkan Kejahatan Rezim Zionis?”