Internasional
Sekjen Hizbullah: Israel-AS Ekspansi Kawasan
Ahlulbait Indonesia – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, mengecam serangan terbaru Israel ke Qatar, dan menilai aksi tersebut bagian dari agenda yang lebih luas, didukung Amerika Serikat, untuk mendominasi kawasan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu malam (10/9), bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad (SAW) dan Imam Jaafar Al-Sadiq (AS), Sheikh Qassem menegaskan serangan itu merupakan kelanjutan dari proyek “Israel Raya” dan memiliki keterkaitan dengan tema Pekan Persatuan Islam.
“Agresi ini bukan semata tindakan Israel, semuanya berlangsung dengan restu Amerika Serikat. Ini adalah operasi gabungan Israel-AS yang dengan jelas menunjukkan ekspansi Israel yang terus berlanjut,” ujarnya.
Dukungan untuk Gerakan Perlawanan
Sheikh Qassem menyerukan negara-negara kawasan dan publik Arab mendukung gerakan perlawanan terhadap Israel. Menurutnya, dukungan itu satu-satunya cara menghentikan ekspansi Israel.
“Proyek ini diformalkan oleh Netanyahu dan Trump. Saya mengajak kalian berdiri bersama perlawanan terhadap Israel,” katanya.
Sheikh Qassem menegaskan perlawanan Hizbullah berfungsi sebagai benteng strategis yang mencegah Israel menjangkau negara, rakyat, dan rumah-rumah warga Arab. “Jika garis pertahanan ini runtuh, tidak ada yang mampu menghentikan Israel maupun Amerika,” lanjutnya.
Baca juga : Ayatullah Khamenei Izinkan Penyaluran Khumus untuk Rakyat Gaza
Sheikh Qassem juga menolak desakan internasional agar Hizbullah melepaskan senjata atau melakukan kompromi politik. “Lupakan obsesi terhadap senjata. Jangan meminta perlawanan menyerah atau memberi konsesi. Israel tidak akan berhenti, hanya perlawanan yang dapat menghentikannya. Jangan menikamnya dari belakang,” tegasnya.
Sheikh Qassem turut menyinggung keheningan dunia atas krisis kemanusiaan di Gaza. “Di manakah mereka yang berbicara tentang kemanusiaan dan keadilan, sementara genosida berlangsung di Palestina?” tanya Qassem.
Stabilitas Politik dan Strategi Nasional
Selain isu kawasan, Sheikh Qassem menyinggung dinamika politik internal Lebanon. Sekjen Hizbullah itu menegaskan komitmen Hizbullah terhadap tanah airnya. “Lebanon adalah tanah kami, hidup kami, masa depan kami. Kami tidak akan pernah meninggalkannya, meski seluruh dunia bersekongkol melawan kami,” ujarnya.
Sheikh Qassem juga memuji peran Hizbullah dalam proses pemilihan presiden baru dan pembentukan pemerintahan. “Periode antara 5 Agustus dan 5 September penuh volatilitas. Lebanon nyaris jatuh ke ambang kekacauan, tapi kami berhasil menariknya kembali. Semoga pemerintah mengambil pelajaran dan memilih jalur yang lebih konstruktif,” katanya.
Sheikh Qassem menekankan pentingnya strategi keamanan nasional yang komprehensif. “Tidak ada solusi yang layak tanpa membahas pertahanan nasional. Kami siap berdiskusi mengenai hal ini,” tambahnya.
Sheikh Qassem memberi apresiasi kepada Ketua Parlemen Nabih Berri, serta kerja sama presiden dan panglima angkatan bersenjata, yang menurutnya mencegah keruntuhan pemerintahan awal Agustus. “Pada 5 dan 7 Agustus, pemerintah hampir mendorong negara ini ke kekacauan besar melalui keputusan inkonstitusional,” tuturnya menutup pidato. []
Sumber: Al-Manar English
Baca juga : Media Saudi dan Krisis di Beirut: Kekecewaan Al-Hadath atas Hasil Pertemuan Pemerintah Lebanon
