Macam-Macam Debat dan Tata Caranya Menurut Alquran
Allah Swt berfirman:
“Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah engkau (Muhammad) tertipu oleh keberhasilan usaha mereka di seluruh negeri (QS. Ghafir: 4).
Debat ada dua macam:
1. Debat yang baik, yang merupakan perbuatan yang dilakukan para nabi, dan merupakan suatu bentuk dialog dan usaha untuk memberi petunjuk kepada masyarakat. Sebagaimana orang-orang kafir berkata kepada Nabi Nuh as, Mereka berkata, ”Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami.” (QS. Hud: 32).
2. Debat yang batil, yang tujuannya ialah melenyapkan atau melemahkan kebenaran. Alquran berkata, Dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran (QS. Ghafir: 5).
Dalam masalah keilmuan dan keyakinan debat harus dihindari, kecuali dengan cara yang baik. Allah Swt berfirman, “Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (QS. al-Nahl:125).
Contoh-contoh debat yang baik:
» Nabi Ibrahim as mengajak Namrud untuk menyembah Allah Swt. Nabi Ibrahim as berkata, “Sembahlah Allah yang mati dan hidup ada di tangan-Nya.” Namrud menjawab, ”Mati dan hidup juga ada di tanganku. Aku bisa memerintahkan hukuman mati dan juga membebaskan orang yang harus dihukum mati.” Nabi Ibrahim as berkata, “Allah mengatur alam sedemikian rupa, sehingga matahari terbit dari sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Sekarang, coba terbitkan matahari dari sebelah barat.” Mendengar itu Namrud terdiam. (QS. al-Baqarah:258)
» Berkali-kali Alquran berkata kepada para penentangnya, jika kalian bisa menghadirkan satu kitab sepertiku, atau sepuluh surah sepertiku, atau satu surah sepertiku, maka aku akan menghentikan dakwahku. Bahkan al-Quran berkata kepada mereka, Silahkan kalian panggil siapa saja untuk bekerja sama, tetapi ketahuilah bahwa kalian tidak akan mampu menghadirkan walaupun hanya satu surah seperti Alquran. 9kandungan surah Yunus:38 dan al-Baqarah:22-23)
Debat batil penggeraknya adalah setan. Alquran berkata, “Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu (QS. al-An‘am: 121).
Kerusakan-kerusakan yang disebabkan debat:
- Menyebabkan penyimpangan. Dalam hadis dikatakan, “Tidak menyimpang kelompok yang sudah mendapat petunjuk kecuali disebabkan debat yang batil.” (Nahj al-Fashahah, hadis 2648)
- Menyebabkan turunnya murka Allah. Dalam hadis dikatakan, ”Siapa yang berdebat dalam suatu perkara tanpa pengetahuan, maka murka Allah turun kepadanya kecuali dia menari diri dari debat.” (Nahj al-Fashahah, hadis 2665)
- Mendatangkan penyesalan. Dalam hadis dikatakan, ”Jauhilah olehmu sikap keras kepala. Karena awalnya adalah kebodohan dan akhirnya penyesalan.” (Nahj al-Fashahah, hadis 1008)
Cara dialog dan debat yang baik:
- Meminta dalil kepada lawan. AlQuran berkata, “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar. ” (QS. al-Baqarah: 111)
- Tidak memandang diri yang paling baik sejak awal. Alquran berkata, “Dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata (QS. Saba: 24)
- Apa yang benar diterima, meski alasan kepentingan menolaknya. Alquran berkata, keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya (QS. al-Baqarah: 219)
- Memberi kesempatan kepada lawan untuk berpikir. Alquran berkata, “Jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah.” (QS. al-Taubah: 6)
- Menjaga adab dan ketenangan. Alquran berkata, “Janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” (QS. al-Anam: 108)
- Harus bersikap adil, dan tidak boleh memandang orang lain dengan sebelah mata. Alquran berkata, “Tidakkah engkau memerhatikan orang-orang yang telah diberi bagian Kitab ( Taurat)? Mereka diajak ( berpegang) pada Kitab Allah untuk memutuskan perkara di antara mereka. kemudian sebagian dari mereka berpaling seraya menolak (kebenaran). (QS. Ali Imran: 23)
- Menyampaikan perkataan yang logis. Alquran berkata, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah engkau kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (QS. al-Ahzab: 70).
- Menyampaikan perkataan yang lembut. Alquran berkata, “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya ( Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut (QS. Thaha: 44).
Dikutip dari buku Poin-Poin Penting Alquran, Menyibak Rahasia Firman Tuhan, Ayatullah Mohsen Qara’ati.