Ikuti Kami Di Medsos

14 Manusia Suci

Mutiara Hadis Imam Ja’far Shadiq a.s.

Mutiara Hadis Imam Ja’far Shadiq a.s.

Ahlulbait Indonesia – Dalam pusaka hikmah Ahlulbait, sabda-sabda Imam Ja’far Shadiq a.s. mengalir laksana embun di pagi hari, menyejukkan jiwa, membersihkan hati, dan menghidupkan akal yang haus akan kebenaran. Beliau bersabda:

“Waspadalah terhadap tiga racun hati: khianat, kezaliman, dan adu domba. Barangsiapa berkhianat, niscaya ia akan dikhianati. Barangsiapa menganiaya, ia akan menuai kezaliman atas dirinya. Dan barangsiapa mengadu domba, maka ia akan merasakan getirnya perpecahan yang ia tebarkan.”

Betapa dalam peringatan ini. Ia bukan sekadar nasihat, tapi cermin dari sunnah Ilahi: bahwa segala perbuatan manusia, baik ataupun buruk, akan kembali kepadanya bagaikan bayang-bayang yang tak pernah tercerai dari tubuh.

Dalam sabda yang lain, Imam mengajarkan pilar-pilar keutamaan:

“Tiga perkara merupakan jalan kebaikan: menjaga lisan dengan diam dari keburukan, senantiasa berdzikir kepada Allah SWT, dan keteguhan yang berpuncak pada tawadhu.”

Baca juga : Ajaran-Ajaran Imam Ja‘far Shadiq a.s.

Seorang bertanya kepada beliau dengan hati yang rindu akan makna:

“Wahai Imam, apakah yang dimaksud dengan tawadhu?”

Maka Imam menjawab dengan cahaya hikmah:

“Tawadhu adalah ketika engkau rela duduk dalam majelis yang tidak mengenal kemuliaanmu, engkau menebarkan salam kepada setiap orang yang engkau temui, dan engkau meninggalkan perdebatan meski engkau berada di pihak yang benar.”

Inilah keindahan jiwa seorang mukmin: kemuliaannya bukan pada pujian manusia, tapi pada kesadaran akan kebesaran Allah dan kerendahan dirinya di hadapan-Nya.

Dikisahkan pula, seorang laki-laki yang dahulu sering datang kepada Imam, tiba-tiba tak tampak lagi. Ketika Imam ditanya perihal dirinya, beliau menjawab:

“Seseorang dari kalangan ahli kebatinan telah mengisi dan memenuhinya.”

Kemudian Imam melanjutkan:

“Hakikat seorang laki-laki terletak pada akalnya, timbangan nilainya ada pada agamanya, kemuliaannya bersumber dari takwanya, dan orang-orang tidak akan peduli pada hal lain selain itu.”

Demikianlah, Imam Ja’far Shadiq a.s. tidak hanya mengajarkan ilmu, namun menanamkan akhlak. Setiap ucapannya adalah pelita bagi ruh yang merindukan kemurnian, dan setiap nasihatnya adalah pelindung dari gelapnya hawa nafsu dan tipu daya dunia. []

Sumber: Sayyid Mahdi Ayatullahi, “Imam Ja’far Shadiq a.s., Pendiri Mazhab Ja’fari”

Baca juga : Imam Ali: Pemimpin Orang-orang Bertakwa