Ibadah, Melepaskan Diri dari Keterbatasan
Ibadah, Melepaskan Diri dari Keterbatasan
Melalui ibadah, sebenarnya manusia sedang berupaya melepaskan diri dari keterbatasan dan menjalin hubungan dengan Realitas Yang Sempurna dan Abadi. Ibadah merupakan wujud “kemungkinan” dan “hasrat” pada diri manusia, kemungkinan untuk melepaskan diri dari dunia materi yang terbatas, dan hasrat untuk mencapai realitas tertinggi, tanpa batas. Hasrat seperti inilah yang menjadi salah satu ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Islam mengakui dan memuliakan naluri asasi yang dimiliki manusia. Karenanya, seruan utama al-Quran adalah suatu Tauhid, yang sekaligus menjadi inti seluruh seruan lainnya. Seruan tauhid tidak hanya berlaku untuk nabi pamungkas, Rasulullah saw, tetapi juga inti risalah semua nabi.
Baca juga : Al-Quran, Persatuan Umat Islam
Manusia tak dapat hidup tanpa ibadah. Bagaimana pun bentuk dan caranya, semua orang pasti pernah melakukan praktik ibadah. Sebab, naluri untuk beribadah merupakan fitrah manusia. Jelasnya, manusia cenderung memandang suci sesuatu dan kemudian berusaha mendekatkan diri kepadanya. Semua manusia memiliki kecenderungan ini, bahkan kaum materialis sekalipun.
Allah Swt befirman: Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS al-Baqarah: 21)
Syaikh Tosun Bayrak & Murtadha Muthahhari, Energi Ibadah
Baca juga : Menghindari Harta Haram