14 Manusia Suci
Imam Ali Zainal Abidin a.s.: Mengangkat Beban Umat dengan Derma dan Ilmu

Ahlulbait Indonesia – Salah satu bentuk pengabdian terbesar Imam Ali Zainal Abidin a.s. kepada masyarakat adalah kepeduliannya terhadap anak yatim, fakir miskin, dan hamba sahaya. Beliau tidak hanya memberi mereka bantuan materi, tetapi juga melakukannya dengan penuh ketulusan tanpa mengharapkan pengakuan.
Diriwayatkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin a.s. menanggung biaya hidup seratus keluarga miskin di Madinah. Setiap malam, sebagian penduduk kota menerima bahan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun, mereka tidak mengetahui siapa yang telah mengirimkan bantuan tersebut. Misteri ini baru terungkap setelah Imam Ali Zainal Abidin a.s. wafat. Saat itu, mereka baru menyadari bahwa sosok yang selama ini menjadi penyokong kehidupan mereka adalah beliau.
Memberi dengan Tangan Sendiri dalam Keheningan Malam
Imam Ali Zainal Abidin a.s. memiliki kebiasaan mulia: setiap malam, beliau memikul goni-goni berisi bahan pangan dan roti di pundaknya, lalu membagikannya sendiri kepada para fakir dan miskin. Saat melakukannya, beliau berbisik kepada dirinya sendiri:
“Bersedekah secara diam-diam akan memadamkan api murka Allah.”
Setelah beliau wafat, penduduk Madinah merasa kehilangan sosok dermawan yang selama ini membantu mereka secara diam-diam. Mereka berkata:
“Kami telah kehilangan sedekah secara diam-diam, karena Ali bin Husein telah meninggal dunia.”
Pundak yang Menanggung Beban Umat
Kebiasaan beliau memikul dan membawa sendiri bahan pangan setiap malam meninggalkan bekas yang nyata pada tubuhnya. Bahunya menjadi kapalan karena sering menanggung beban tersebut sepanjang hidupnya. Ketika jasad suci beliau dimandikan sebelum pemakaman, para pelayat dibuat terharu dan takjub melihat bekas kapalan yang dalam pada pundaknya—bukti nyata dari dedikasi dan kerja keras beliau dalam membantu sesama
Imam Ali Zainal Abidin a.s. tidak hanya mengajarkan kepedulian sosial melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan tanpa pamrih. Kasih sayangnya terhadap fakir miskin menjadi cerminan dari ajaran Islam yang menekankan keadilan, empati, dan kepedulian terhadap sesama.
Karya Peninggalan Imam Ali Zainal Abidin a.s.
Selain dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang terhadap fakir miskin, Imam Ali Zainal Abidin a.s. juga meninggalkan warisan intelektual yang sangat berharga dalam bentuk nasihat, doa, serta ajaran tentang etika dan hukum Islam.
Syaikh Mufid menulis:
“Para ulama Ahlusunnah mengutip banyak ilmu dari Imam Sajjad a.s. Di antara karya peninggalannya yang masyhur menurut para ulama adalah nasihat-nasihat, doa-doa, riwayat tentang keutamaan Alquran, hukum halal dan haram, serta kisah tentang peperangan dan hari-hari bersejarah.”
Bahkan, sekitar 300 hadis dari Imam Sajjad a.s. telah dimuat dalam kitab-kitab hadis utama Islam yang dikenal sebagai Kutub Arba’ah.
Baca juga : Imam Ali Ridha a.s.: Simbol Cinta dan Kepedulian
Shahifah Sajjadiyah: Kumpulan Doa dan Refleksi Sosial
Salah satu karya monumental yang dinisbatkan kepada Imam Ali Zainal Abidin a.s. adalah Shahifah Sajjadiyah, yang berisi kumpulan doa-doa beliau. Kitab ini tidak hanya mengandung doa-doa spiritual, tetapi juga mencerminkan kondisi sosial masyarakat Madinah pada masanya.
Dalam Shahifah Sajjadiyah, Imam Sajjad a.s. banyak memohon perlindungan kepada Allah dari perilaku dan perkataan buruk yang marak terjadi di zamannya. Beliau juga menekankan pentingnya pensucian jiwa serta berpegang teguh pada pendidikan agama dan nilai-nilai Alquran.
Melalui bahasa doanya, Imam Sajjad a.s. berupaya membimbing masyarakat agar terlepas dari belenggu syaitan dan kembali berada dalam naungan kasih sayang Allah SWT.
Kitab ini telah tersebar luas dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, menjadikannya sebagai salah satu referensi spiritual penting dalam khazanah Islam.
Risalah al-Huquq: Manifesto Hak dan Kewajiban
Selain Shahifah Sajjadiyah, Imam Ali Zainal Abidin a.s. juga dikenal sebagai penyusun Risalah al-Huquq (Traktat tentang Hak), sebuah dokumen yang menguraikan 51 hak dan kewajiban manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam Risalah al-Huquq, Imam Sajjad a.s. membahas hak-hak yang harus dipenuhi oleh setiap individu, mulai dari hak terhadap Tuhan, hak terhadap diri sendiri, hak terhadap anggota tubuh, hak terhadap keluarga, hingga hak terhadap masyarakat dan pemerintah.
Pesan utama dari risalah ini adalah keseimbangan antara hak dan tanggung jawab dalam kehidupan manusia. Imam Sajjad a.s. menekankan bahwa menghormati hak orang lain bukan hanya sebuah kewajiban moral, tetapi juga bagian dari ketakwaan kepada Allah SWT.
Imam Ali Zainal Abidin a.s. adalah sosok yang tidak hanya dikenal karena kedermawanannya terhadap fakir miskin, tetapi juga karena warisan intelektualnya yang luar biasa.
Beliau menunjukkan bahwa kepedulian sosial tidak hanya diwujudkan dalam bentuk sedekah, tetapi juga dalam pendidikan moral dan spiritual yang membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik.
Warisan besar beliau, seperti Shahifah Sajjadiyah dan Risalah al-Huquq, tetap relevan hingga saat ini dan menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam dalam memahami nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan ibadah.[]
Sumber: Mahdi Alhusaini
Baca juga : Para Imam Ahlulbait: Teladan Pemaaf dan Pembebas