14 Manusia Suci
Ustadz Miqdad Turkan: Sayyidah Fatimah az-Zahra Teladan Abadi Umat Islam
Ahlulbait Indonesia – Anggota Dewan Syura Ahlulbait Indonesia (DS ABI), Ustadz Miqdad Turkan, menyampaikan ceramah dalam rangka peringatan Syahadah Sayyidah Fatimah az-Zahra pada Senin (24/11). Ceramah tersebut ditayangkan melalui kanal Media ABI.
Dalam penyampaiannya, Ustadz Miqdad memulai dengan mengutip riwayat yang diakui seluruh kaum Muslimin, bahwa Rasulullah saw menyebut Sayyidah Khadijah al-Kubra, Sayyidah Fatimah az-Zahra, Sayyidah Maryam bintu ‘Imran, dan Sayyidah Asiyah istri Fir’aun sebagai empat wanita paling mulia dan pemimpin wanita penghuni surga.
Beliau menegaskan bahwa penyebutan empat nama ini memiliki makna yang sangat mendalam dan menegaskan keteladanan universal bagi perempuan. Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bahkan menyatakan bahwa Sayyidah Fatimah az-Zahra adalah yang paling mulia di antara empat tokoh tersebut. Karena itu, jelas beliau, pujian Nabi tidak didorong oleh hubungan biologis, tetapi merupakan bagian dari penjelasan wahyu tentang kemuliaan hakiki putrinya.
Beliau juga mengutip dialog Imam Ali bin Abi Thalib as yang pernah bertanya kepada Rasulullah Saw mengenai siapa anggota keluarga yang paling beliau cintai, dan Rasul menjawab: “Fatimah binti Muhammad.” Jawaban ini dipaparkan sebagai penegasan langsung Rasulullah tentang kedudukan spiritual Sayyidah Fatimah az-Zahra.
Keagungan yang Tidak Terjangkau Bahasa
Ustadz Miqdad menyatakan bahwa keagungan Sayyidah Fatimah az-Zahra tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh bahasa manusia. Menurut beliau, kemuliaan beliau hanya dapat dipahami secara sempurna oleh Allah, Rasulullah, dan para Imam Maksum. Gelar Sayyidatu Nisa’ al-‘Alamin—pemimpin seluruh wanita alam semesta—disebut sebagai penegasan kedudukan tersebut.
Beliau mengingatkan bahwa meski hidupnya hanya sekitar delapan belas tahun, kehidupan Sayyidah Fatimah az-Zahra sarat dengan pelajaran, pendidikan, dan keteladanan bagi umat.
Tiga Peran Kehidupan Sayyidah Fatimah az-Zahra
Ustadz Miqdad kemudian menjelaskan tiga posisi utama yang menonjol dalam kehidupan Sayyidah Fatimah az-Zahra:
Pertama, sebagai seorang wanita yang hanya belajar dari kedua orang tuanya—Sayyidah Khadijah dan Rasulullah Saw—yang sumber ilmunya adalah wahyu Allah melalui Malaikat Jibril. Sejak kecil, beliau menaruh perhatian besar terhadap dakwah ayahnya.
Baca juga : Imam Hasan Mujtaba: Kelembutan Seorang Imam di Tengah Kekerasan Zaman
Kedua, sebagai seorang istri. Ustadz Miqdad mengutip kesaksian Imam Ali as yang menyatakan bahwa Sayyidah Fatimah az-Zahra adalah “ni‘matul ‘awn ‘ala tha‘atillah”—sebaik-baik penolong dalam ketaatan kepada Allah. Imam Ali juga menegaskan bahwa setiap kali melihat istrinya, seluruh beban dan kesulitan dalam hatinya hilang.
Ketiga, sebagai seorang ibu. Beliau mendidik Imam Hasan dan Imam Husein hingga mencapai derajat sayyida syabab ahlil jannah, serta mendidik Sayyidah Zainab yang dikenal sebagai figur luar biasa sabar menghadapi berbagai ujian besar. Dalam ceramahnya, Ustadz Miqdad mengulang bahwa ibu merupakan madrasah pertama, tempat anak-anak menyerap perilaku, akhlak, dan pembiasaan sebelum terpengaruh lingkungan lainnya.
Kepedulian dalam Ibadah
Ustadz Miqdad juga menyampaikan riwayat Imam Hasan yang melihat ibunya berdoa pada malam hari dan mendapati bahwa doa-doanya ditujukan untuk orang lain. Ketika ditanya mengapa tidak berdoa untuk diri sendiri atau keluarga, Sayyidah Fatimah az-Zahra menjawab: “Al-jaru tsumma ad-dar.” Tetangga lebih dahulu, baru keluarga.
Beliau menjelaskan bahwa jawaban itu menggambarkan tingkat kepedulian sosial Sayyidah Fatimah az-Zahra, bahkan dalam ibadah pribadi.
Keteladanan yang Melampaui Teori
Di penghujung ceramah, Ustadz Miqdad menegaskan bahwa keteladanan Sayyidah Fatimah az-Zahra berada di atas seluruh teori pendidikan, konsep keluarga, ataupun gagasan psikologi modern. “Perilaku, ucapan, dan kehidupan beliau adalah teladan nyata,” ujar beliau.
Beliau mengajak seluruh pecinta Rasulullah Saw dan Ahlul Bait untuk menjadikan keteladanan Sayyidah Fatimah az-Zahra sebagai panduan dalam membangun akhlak, keluarga, dan kehidupan spiritual.[]
Untuk lebih lengkapnya, silahkan simak video ini. https://www.youtube.com/watch?v=S91KxEfdKz0&t=105s
Baca juga : Sayyidah Zainab Mendeklarasikan Pengorbanan Imam Husain
