Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Pakar UGM: Bantu Gaza Lewat UNRWA, Bukan Kirim Pengungsi ke Indonesia

Pakar UGM: Bantu Gaza Lewat UNRWA, Bukan Kirim Pengungsi ke Indonesia

Ahlulbait Indonesia – Wacana pemerintah Indonesia untuk menerima seribu pengungsi dari Gaza menuai tanggapan beragam. Di tengah gelombang simpati mendalam terhadap penderitaan rakyat Palestina, muncul pula kekhawatiran terhadap dampak sosial, politik, dan teknis dari rencana tersebut.

Guru Besar Geopolitik Timur Tengah Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Siti Mutiah Setiawati, MA, menilai bahwa niat baik Indonesia dalam merespons tragedi kemanusiaan di Gaza patut diapresiasi. Namun, menurutnya, ada jalur yang lebih strategis dan realistis daripada memindahkan pengungsi ke Indonesia—yakni dengan memperkuat dukungan terhadap Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

“Pihak Indonesia bisa lebih meningkatkan kontribusinya untuk UNRWA,” ujar Siti, dosen Hubungan Internasional Fisipol UGM, Rabu (16/4), seperti dikutip dari laman resmi universitas. Ia menegaskan, pendekatan ini secara diplomatik lebih mudah ditempuh dan tidak menimbulkan persoalan domestik yang kompleks.

Siti menjelaskan bahwa menerima pengungsi dari zona konflik tidak otomatis bertentangan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, selama tetap memperhatikan stabilitas keamanan dan kepentingan nasional. Namun, ia menekankan bahwa kebijakan semacam itu membawa konsekuensi besar yang perlu dipertimbangkan secara matang.

Baca juga : GTI 2025: Indonesia Catat Nol Serangan Teror, Bukti Efektivitas Strategi Penanggulangan

Menurutnya, tantangan dimulai sejak proses evakuasi, yang penuh risiko dan membutuhkan koordinasi multilateral. Selain itu, isu pendataan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan, kesiapan infrastruktur penampungan, hingga potensi gesekan budaya dengan masyarakat lokal, semuanya harus dihitung dengan seksama.

“Kalau tempat tinggal mereka berdekatan dengan masyarakat lokal, potensi benturan budaya itu nyata. Ini bukan hal yang sepele,” jelasnya.

Ia juga menyarankan agar Indonesia menggunakan saluran diplomasi untuk mendorong negara-negara tetangga Palestina—seperti Mesir dan Yordania—agar lebih terbuka menerima pengungsi. Secara geografis, etnis, budaya, dan bahasa, warga Gaza memiliki kedekatan yang lebih besar dengan masyarakat di dua negara tersebut, sehingga proses pemindahan dan adaptasi akan lebih memungkinkan.

Selama ini, Indonesia dinilai telah menunjukkan solidaritas konsisten kepada Palestina, baik melalui bantuan kemanusiaan maupun dukungan diplomatik. Namun, menurut Siti, semangat kemanusiaan perlu disertai dengan nalar geopolitik dan pertimbangan rasional.

“Memberi ruang bagi pengungsi memang dapat meningkatkan citra Indonesia sebagai negara pro-kemanusiaan. Tapi jangan sampai niat baik itu justru menciptakan persoalan baru di dalam negeri,” pungkasnya. []

Baca juga : Densus 88 Siapkan Peta Jalan Integrasi Eks Anggota Jamaah Islamiyah